Apa yang akan Anda lakukan jika anak Anda mengalami demam tinggi?
Tindakan pertama yang biasa kita lakukan adalah mengompresnya dengan
air dingin atau es. Namun ternyata ini tindakan ini kurang tepat karena
mengompres anak kita dengan air dingin atau es justru akan
meningkatkan suhu tubuhnya. Hal ini berhubungan dengan mekanisme tubuh
manusia yang menanggapi kondisi dari luar, yaitu jika kondisi di luar
dingin maka tubuh akan bertambah panas.
Selain itu, efek dingin bisa membuat pembuluh darah di permukaan
kulit jadi mengecil sehingga panas yang seharusnya dialirkan oleh darah
ke kulit agar keluar akan terhalang. Kompres dingin juga bisa membuat
pusat pengaturan panas dalam tubuh jadi kacau. Saraf-saraf yang
digunakan untuk melihat atau memantau suasana di luar tubuh menangkap
kesan, di luar tubuh dingin, sehingga tubuh pun akan bertambah panas.
Jadi, jika anak Anda demam, kompreslah dengan air hangat atau
suam-suam kuku. Ini cara terbaik untuk menurunkan panas. Sebab, kalau
suhu di luar tubuh terasa hangat, maka tubuh akan menginterpretasikan
bahwa suhu di luar cukup panas. Dengan demikian, tubuh anak akan
menurunkan kontrol pengatur suhu di otaknya, supaya suhu tubuhnya
jangan terlalu panas.
Meskipun demikian, kompres bukanlah tindakan darurat untuk mengatasi
demam. Yang pertama harus Anda lakukan adalah memberi anak Anda obat
penurun panas. Kalau sudah minum obat tetapi panasnya tetap tinggi,
baru Anda bisa mengompres anak Anda. Tetapi jika dengan obat penurun
panas saja sudah cukup maka kompres sebenarnya kurang diperlukan lagi.
Cara ini paling efektif untuk menurunkan demam anak Anda.
ANAK PANAS ? MANDIKAN AIR HANGAT !
Ternyata kompres dengan es sudah ketinggalan zaman dan tak efektif.
Yang paling pas, gunakan air hangat dan mandikan anak. Selama ini
kompres air dingin atau es, lazim diterapkan para ibu saat anaknya
demam atau panas tinggi. “Kalau suhunya 37,5 sampai 39 derajat Celcius,
cukup pakai obat-obat penurun panas. Tapi kalau sampai 39-40 derajat
Celcius, kompres perlu dilakukan untuk membantu menurunkan panas,” kata
dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.
“Penyakit apa pun, dari yang ringan seperti flu atau infeksi ringan,
hinggainfeksi berat di susunan saraf pusat atau di otak, dapat
menggunakankompres.”
JUSTRU TAMBAH PANAS
Zaman dulu, kata Waldi, untuk mengompres umumnya digunakan air dingin
atau es. Ternyata cara itu kini sudah ditinggalkan. “Sebab, kalau tubuh
dikompres es atau air dingin, suhunya tak turun, malah makin tinggi.
Ini terjadikarena mekanisme tubuh yang sedemikian rupa, di mana jika
kondisi di luardingin, maka tubuh akan menginterpretasi- kan kalau
dirinya kurang panas. Akibatnya, tubuh pun akan tambah panas”. Selain
itu, efek dingin bisa membuat pembuluh darah di permukaan kulit jadi
mengecil. Alhasil, panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit
agar keluar, terhalang karena jalannya terhambat. “Kompres dingin juga
bisamembuat pusat pengaturan panas dalam tubuh jadi kacau. Saraf-saraf
yangdigunakan untuk melihat atau memantau suasana di luar tubuh
menangkap kesan, di luar tubuh dingin, sehingga tubuh pun akan bertambah
panas.”
Kendati kompres dingin sudah tidak lagi dianjurkan karena berdampak
negatif, tapi tak sepenuhnya ditinggalkan. “Untuk sejumlah kasus
semisal luka memar dan bakar, kompres air dingin masih kerap digunakan.
Bahkan air dingin disiram-kan ke tubuh korban luka bakar,” jelas
Waldi.
BAHAYA PAKAI ALKOHOL
Selain kompres air dingin atau es, kompres alkohol juga amat diakrabi.
Biasanya, lanjut Waldi, dilakukan pada pasien di rumah-rumah sakit.
Prinsip kerjanya adalah karena sifat alkohol yang mudah menguap. “Untuk
menguap memerlukan panas dan panas tadi berasal atau diambil dari tubuh
pasien. Nah, diharapkan dengan kompres alkohol, panas tubuh akan
berangsur turun.” Namun, seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran,
kompres alkohol sudah mulai ditinggalkan karena dapat membahayakan
kesehatan. “Jika alkohol dibalurkanke tubuh, uapnya dapat terhirup si
sakit. Ini bisa mengganggu susunan sarafpusat.” Selain itu, alkohol pun
mudah terbakar, sehingga berbahaya.
AIR HANGAT
Nah, saat ini yang lazim digunakan adalah kompres dengan air hangat
atausuam-suam kuku. “Ini cara terbaik untuk menurunkan panas.” Sebab,
jelas Waldi, kalau suhu di luar tubuh terasa hangat, maka tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup panas. “Dengan demikian,
tubuh anak akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otaknya, supaya suhu
tubuhnya jangan terlalu panas.” Jadi, kebalikan dari kompres air
dingin, tubuh yang panas akan semakin panas, karena tubuh menganggap di
luar suhunya dingin. Walau demikian, cara termudah untuk menurunkan
suhu tubuh anak adalah dengan memberinya obat penurun panas. Di rumah
sakit pun, pasien yang datang dengankeluhan panas tinggi, tindakan
pertama yang dilakukan adalahmemberinya obatpenurun panas. “Kalau sudah
dikasih obat tapi panas tetap tinggi, barudikompres. Jadi, kompres
bukan untuk keadaan darurat. Ia dipakai untukmembantu menurunkan panas,
selain pemberian obat penurun panas.” Dengan kata lain, kalau ternyata
obat penurun panas yang diberikan dirasakan telah cukup, anak pun tak
perlu lagi dikompres.
TETAP HARUS MANDI
Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, kata Waldi,
adalah memandikannya dengan air hangat. “Minimal, itulah yang
disebutkan diliteratur asing,” katanya. Anak yang sakit harus
dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air hangat. “Bukan sekadar
melap tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat. Kalau perlu, anak
yang sakit dimasukkan kedalam bak mandi beri air hangat. Cara ini
terbukti sangat membantu untukmenurunkan panas badan anak.”
Tak perlu khawatir penyakit anak bakal bertambah parah jika
dimandikan dengan air hangat. “Biarkan si kecil main air hangat.
Apalagi pada dasarnya anak kecil suka air.” Selama ini ada pemahaman
yang salah dari para orangtua, bahwa anak sakit tidak boleh kena air
atau mandi. Pemahaman tersebut,menurut Waldi, harus disingkirkan. “Itu
semua masa lalu. Justru orang tua harus sadar, anak sakit pun, badannya
harus senantiasa bersih. Di rumah sakit pun, anak harus mandi. Nah,
apalagi di rumah?” Ia juga mengingatkan kulit anak sakit penuh oleh
kuman hingga harus tetap mandi agar bersih. Lalu bagaimana kalau anak
tak mau mandi dengan alasan lagi sakit? “Ya,pandai-pandainya orang tua
membujuk. Memang, anak cenderung malas kena air dingin. Tapi air
hangat, anak pasti suka. Kalaupun anak tak mau mandi dikamar mandi, kan
bisa dimandikan di tempat tidur.”
TEMPAT TEPAT
Kembali ke soal kompres, pada prinsipnya mengompres adalah memberi
kemungkinan agar panas yang ada dalam tubuh dapat mengalir keluar.
Panas keluar melalui tempat-tempat di mana pembuluh darah besar yang
dekat dengan kulit berada, seperti di leher, ketiak, dan selangkangan.
“Jangan di dahi karena tak banyak manfaatnya untuk menurunkan panas.”
Kalau hanya dahi yang dikompres, tutur Waldi, “Yang dingin, ya, cuma
dahinya, sementara tubuhnya tetap panas.” Cara yang benar adalah
meletakkan kompres di tempat yang tepat, yaitu di leher, ketiak, dan
selangkangan. Lanjut kesini
sumber : http://goklik-info.blogspot.com/2012/08/cara-yang-benar-mengompres-anak-yang.html
Title : CARA YANG BENAR MENGOMPRES ANAK YANG SAKIT
Description : Apa yang akan Anda lakukan jika anak Anda mengalami demam tinggi? Tindakan pertama yang biasa kita lakukan adalah...