Inilah 5 keajaiban Papua yang dikumpulkan detikTravel, Rabu (2/1/2013):
1. Salju di negara tropis
Ingin
melihat salju di Indonesia? Datanglah ke Gunung Carstenz. Gunung ini
merupakan gunung tertinggi di Papua, dengan ketinggian 4.884 mdpl dan
menjadi salah satu dari 7 puncak benua atau yang dikenal Seven Summit
Continental. Carstenz merupakan rangkaian dari Pegunungan Jaya Wijaya di
Taman Nasional Lorentz. Di puncaknya terdapat salju abadi.
detikTravel
berkesempatan terbang dengan helikopter di atas puncaknya. Salju
berwarna putih pun terlihat jelas di antara bebatuan hitam. Cuaca yang
berkabut membuat pilot berhati-hati saat menerbangkan pesawat.
Suhu
yang dirasakan saat itu pun 0 derajat Celcius. Dada pun terasa sesak
karena tidak bisa menarik nafas dalam-dalam. Pemandangan berupa bebatuan
abu-abu yang besar-besar, Danau Biru, tidak ada kehidupan
, dan awan
yang menyelimuti Carstenz pun terlihat jelas.
Jika ingin mendaki
Carstenz, Anda harus menyiapkan perbekalan dan fisik untuk mendaki
selama 11 hari. Pendakian Carztens dapat dimulai dari Sugapa di
kabupaten Puncak Jaya. Dari Sugapa, Anda dapat menyewa porter dengan
biaya sekitar Rp 500-1 juta per harinya.
Untuk menapakan kaki di
Puncak Carstenz, Anda juga harus bisa teknik tali-menali. Sebabnya
, Anda
harus menyeberangi jurang setinggi 100 meter dengan cara menggantungkan
diri dan merambat di tali di udara untuk berdiri di tempat turunnya
salju di Indonesia ini.
2. Pasir putih di atas bukit
Jika
biasanya pasir putih identik dengan pantai, maka berbeda di Wamena,
sebuah distrik di Kabupaten Jaya Wijaya, Papua. Di sini Anda akan dibuat
takjub melihat hamparan pasir putih yang ada di atas bukit. Ajaib!
Bukit
tersebut bernama Bukit Sumpula. Cukup mudah untuk datang ke sana. Dari
Kota Wamena, hanya memakan waktu sekitar 45 menit saja. Ada 6 tempat di
sini yang memiliki hamparan pasir putih. Rerumputan menjadi alas
berpijak setibanya di sana. Namun
, pasir putih tersebut akan terlihat
saat Anda mendaki bukit tersebut. Pasir putih di sini terhampar luas dan
sangat halus.
Anda hanya dikenakan biaya sukarela untuk naik ke
atas bukitnya. Cukup melelahkan memang untuk mendaki sampai di atas
puncaknya. Tapi, dari atas ketinggian, Anda akan melihat pemandangan
kontras antara rerumputan hijau
, batu berwarna abu-abu, Pegunungan Jaya
Wijaya yang berwarna hijau bagaikan pagar raksasa, dan pasir yang
berwarna putih.
Memang, Wamena tidak mempunyai pantai. Tapi
bukit berpasir putih ini cukup memberitahu tentang anak-anak di Wamena,
bagaimana rasanya bermain-main di tepian pantai. Anda akan benar-benar
terbius
3. Mumi di pedalaman Indonesia
Tidak
perlu jauh-jauh ke Mesir untuk melihat mumi. Di Wamena, terdapat mumi
Papua yang rupanya tidak kalah 'seram' dari mumi di Mesir. Warnanya
hitam dan lekuk tubuhnya terlihat jelas. Mumi tersebut tidak dalam
posisi tidur, melainkan duduk sambil kedua tangan memegang lutut dan
kepala yang mendongkak ke atas.
Mumi Papua ini tidak dibalut
perban dan jumlahnya sekitar 6 di Wamena, yang paling terkenal adalah di
Kampung Sompaima
, Distrik Kurulu. Proses pembuatan mumi ini yaitu
dijemur dan dikeringkan di gua. Mayat yang dijadikan mumi pun bukan
orang sembarangan. Mumi-mumi tersebut adalah para kepala suku atau
panglima perang. Umurnya? Sekitar 300 tahun!
Yang lebih
mencengangkan lagi, mumi ini bukan sebagai tradisi atau ritual. Para
kepala suku atau panglima perang tersebut, berpesan untuk dijadikan mumi
agar memberikan kesejahteraan bagi para suku dan masyarakatnya.
Untuk
melihat mumi ini, Anda pun diwajibkan untuk membayar uang sekitar Rp
100-150 ribu per rombongan. Uang tersebut pun menjadi pemasukan bagi
masyarakat sekitar. Selain itu, masyarakat sekitarnya juga menjual
beragam suvenir untuk Anda beli sebagai oleh-oleh. Suvenir etrsebut
berupa kalung taring babi hingga noken. Benar-benar mensejahterakan
bukan?
4. Lukisan misterius di Gua Kontilola
Satu
lagi keajaiban dari Wamena, Gua Kontilola. Gua ini letaknya sekitar 1
jam dari Bandara Wamena. Untuk memasuki gua ini
, Anda harus mendaki
tangga-tangga alami dan menjelajahi hutan sekitar 10 menit. Setibanya di
mulut gua, terdapat aula besar dengan udara lembab dan bau dari kotoran
kelelawar.
Gua ini merupakan gua horizontal. Namun, untuk masuk
ke dalamnya Anda harus menyediakan peralatan lengkap seperti senter,
sepatu boots, helm, dan pengaman lainnya. Sehingga, Anda hanya bisa
sampai di aula besarnya saja jika tidak membawa perlengkapan yang
lengkap. Tak perlu kecewa, dari aula besar gua ini Anda dapat melihat
suatu keajaiban yang juga menjadi misteri.
Ya, misteri tersebut
adalah beberapa lukisan yang ada di dinding gua setinggi 3 meter.
Lukisan itu pun dapat Anda lihat jelas dengan mata telanjang. Anehnya,
lukisan tersebut tidak menggambarkan rupa orang-orang Papua
, melainkan
menggambarkan manusia dengan bentuk yang aneh.
Bentuknya memang
menyerupai bentuk tubuh manusia. Akan tetapi, jika diperhatikan,
kepalanya berbentuk bulat seperti bola dan tidak memiliki rambut.
Matanya pun bulat sempurna, tidak seperti manusia pada umumnya. Selain
itu
, jari tangan yang ada pada lukisan tersebut berjumlah empat. Berbeda
dengan manusia yang berjari lima. Hii!
Menurut masyarakat
setempat, lukisan ini telah lama ada di dalam gua. Mereka pun percaya
bahwa ini adalah peninggalan leluhur. Gua ini memang belum banyak
dikenal oleh traveler. Jadi, masih menjadi misteri yang belum
terpecahkan.
5. Telaga Biru yang berwarna hijau
Satu
tempat di Papua yang belum dijamah para traveler adalah Telaga Biru di
Distrik Maima, Wamena. Dari Distrik Maima, Anda harus trekking dari
Distrik Maima untuk tiba di Telaga Biru.
Telaga ini tersembunyi
di balik bukit terjal, dikelilingi tebing hijau yang menghalanginya dari
lanskap sekitar. Telaga ini pun dianggap sakral oleh masyarakat
setempat. Konon
, telaga ini adalah tepat munculnya manusia pertama kali
di bumi.
Keajaiban di telaga ini adalah dari warnanya yang hijau
toska. Entah darimana asal warna hijau tersebut. Selain itu, larangan
untuk berenang di sini pun harus dipatuhi oleh para turis. Menurut
masyarakat setempat
, dulu ada turis yang berenang dan menemukan Honai
(rumah adat Suku Dani) di dalam telaganya. Percaya?