Beberapa waktu lalu membaca sebuah tulisan Mario
teguh di salah satu jejaring sosial, cukup menggelitik bagi saya, kurang
lebih tulisan bunyinya demikian, “Tugas kita bukan untuk berhasil, tapi
untuk bekerja dan terus berusaha. karena dalam bekerja dan berusaha
itulah kita membuka peluang keberhasilan”. Dalam tulisan tersebut,
saya yakin, tidak ada muatan yang baru bagi orang dewasa, karena memang
demikianlah yang kita lalui dalam kehidupan ini.
Namun, dengan pengungkapan susunan kata yang cerdas, tanpa kita sadari
Otak kiri kita dipaksa untuk mengafirmasikan kata kata terakhir yang
bunyinya ‘… kita membuka peluang keberhasilan’. Walhasil, dahi yang
semula mengkerut pada kalimat pertama menjadi berubah 180 derajat karena
tekanan di kata bagian akhir ini. lalu, ada semburat senyum yang
menghiasi bibir yang memberikan sebuah support semangat untuk semakin
kuat dalam berusaha. Karena otak kiri telah menerima logika adanya
peluang keberhasilan tersebut.
Ada kata bijak lainnya, namun saya lupa siapa yang mengatakan, bunyinya
demikian, “Hampir semua hal besar di dunia ini, dicapai oleh mereka yang
terus berusaha, meski nyaris tidak ada harapan lagi (untuk berhasil).
Perkara keberhasilan –tentu definisi sesuai dengan perspektif target
yang bersangkutan–, bagi semua orang adalah sebuah misteri. Namun,
bagi yang mampu mencapainya dengan apa yang dilakukannya (by plan),
tentu memiliki muatan kadar ‘berhasil’ yang lebih, daripada mereka yagn
berhasil nya memang hanya untung2an (by Accident) Namun, suatu hal
yang perlu di sadari sejak dini, terkadang, kerbehasilan yang dicapai
seseorang tidak 100% sama seperti impian waktu kecilnya. Bisa jadi,
hanya tercapai 80%, 90%, atau 50%. Untuk hal ini, bagaimanapun, 50% of
some thing is better than 100% of Nothing.
Jika menyimak hal ini, sy teringat sebuah intisari dari rubrik di sebuah
media masa, pertanyaannya adalah, Apakah semua Orang harus Berhasil?
How do u Thing?
Segala apa yang kita usahakan, dengan kesungguhan dan tekad, pasti
memiliki salah satu diantara dua hasil, yakni Pertama Kesuksesan, Kedua,
Value..
Nenek-kakek kita yang memperjuangkan Republik ini, bisa jadi tidak
mendapati ‘kesuksesan’ sebuah negara yang diperjuangkannya sebagaimana
saat kita menikmatinya waktu ini. Bebas jeng jeng dengan motor dan
kawan, dan seterusnya.
Namun, jika kita perhatikan lebih serius, sebenarnya merka juga telah
mendapatkan sesuatu yang ‘lain’. Sesuatu yang lain itu adalah nilai
atau value bahasa Inggrisnya.
Maka, sesuai dengan jawab mentor pada rubrik itu, bunyinya, Benarkah
Semua orang Harus Sukses? Jawabnya, rather to be a man of succes, try
becamoe a man of value. Karena kalau anda bernilai, itu PASTI
menunjukkan anda/kita adalah orang yang sukses. Namun sebaliknya, jika
seseorang itu sukses, blum jaminan bahwa ia sebagai sesuatu yang
(memiliki) bernilai. Lanjut kesini
sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/05/06/benarkah-semua-orang-harus-sukses-553372.html
Title : BENARKAH SEMUA ORANG HARUS SUKSES ?
Description : Beberapa waktu lalu membaca sebuah tulisan Mario teguh di salah satu jejaring sosial, cukup menggelitik bagi saya, kuran...