Kapal merupakan salah satu alat transportasi yang paling sering
digunakan di Indonesia. Karena selain Indonesia merupakan negara
maritim, transportasi laut merupakan salah satu yang termurah yang
menghubungkan penduduk antar pulau. Walau demikian, Indonesia mempunyai
catatan buruk dalam hal kecelakaan
transportasi kapal laut karena menewaskan ratusan korban jiwa dan
bahkan memiliki hal mistis dan keanehan yang belum terungkap sampai
sekarang. Berikut 3 kecelakaan kapal terparah di Indonesia:
1. Kecelakaan Kapal KMP Tampomas II
KMP Tampomas II adalah kapal penumpang milik Pelni (Pelayaran
Nasional Indonesia). KMP merupakan singkatan dari Kapal Motor Penumpang.
Tampomas II merupakan kapal pembelian dari Jepang. Isu yang beredar
adalah kapal tersebut merupakan kapal motor yang sudah berumur lebih
dari 25 tahun yang dibeli dari Jepang yang dimodifikasi tahun 1971.
Hasil investigasi kapal tersebut adalah kapal bekas yang dipoles dan
dijual dengan harga dua kali lipatnya. Kapal yang dinakhodai oleh Kapten
Abdul Rivai ini, sedang menempuh perjalanan dari Jakarta menuju
Sulawesi dan karam pada tanggal 27 Januari 1981. Kecelakaan KMP Tampomas
II ini merupakan kecelakaan terburuk dan terparah dalam sejarah
perkapalan Indonesia yang menewaskan ratusan korban jiwa.
Peristiwa ini terjadi di sekitar Kepulauan Masalembo di (114°25′60″BT
— 5°30′0″LS) laut Jawa (termasuk ke dalam wilayah administratif
Provinsi Jawa Timur). Kapal yang diperkirakan mengangkut 1.442 orang dan
ditambah dengan 82 awak kapal ini, menurut berbagai sumber menewaskan
431 orang yang terdiri 143 mayat yang ditemukan, dan sisanya 288 orang
hilang bersama kapal yang karam ke dasar laut. Sementara yang berhasil
diselamatkan adalah 753 orang. Sampai sekarang belum diketahui secara
pasti penyebab kecelakaan KMP Tampomas II karena terkesan ditutup-tutupi
oleh pemerintah saat itu.
2. Kecelakaan S.S. Ourang Medan
Kejadian mistis dan keanehan terkesan melekat pada kecelakaan kapal
S.S Ourang Medan. Kapal kargo Belanda ini tenggelam di perairan Selat
Malaka pada Februari 1948. Seluruh krunya tewas tanpa diketahui
akibatnya. Anehnya tim yang menyelidiki peristiwa itu yaitu Tim dari
Silver Star yang memeriksa seisi kapal, mereka tidak menemukan kerusakan
apapun yang mengindikasikan tindak kekerasan. Pada mayat-mayat yang
bergelimpangan, mereka tidak menemukan luka atau tanda-tanda kekerasan
lainnya. Belum selesai tim memeriksa, tiba-tiba sebuah kejadian aneh
kembali terjadi. Entah apa sebabnya, kargo yang ada di atas kapal itu
mengeluarkan nyala api. Api segera menjalar ke bagian lain dari kapal.
Dalam hitungan menit, tim itu segera menyelamatkan diri ke kapal kecil
mereka dan segera mengayuh. Lalu, tiba-tiba kapal S.S Ourang Medan
meledak dengan suara keras. Ledakan itu terdengar hingga seperempat mil
dan membunuh beberapa ikan hiu yang kelaparan.
Referensi pertama mengenai insiden di kapal ini adalah pada
Proceedings of the Merchant Marine Council Mei 1952. Catatan ini
dipublikasi oleh United States Coast Guard. Catatan mengenai insiden
kapal ini telah muncul dalam berbagai buku
dan majalah, terutama di Forteana. Kebenaran peristiwa ini masih belum
diketahui, dan catatan mengenai pembangunan dan sejarah kapal pun masih
belum diketahui. Pencarian akan adanya pencatatan resmi mengenai kapal
ini tidak membuahkan hasil. Ada beberapa pendapat dari berbagai sumber
yang menyatakan bahwa penyebab kecelakan S.S Ourang Medan ini adalah
sebuah kemungkinan bahwa kapal ini terlibat dalam operasi penyelundupan
bahan kimia seperti potasium sianida dan nitrogliserin. Saat air laut
memasuki palka kapal, dan kargo bereaksi dengan mengeluarkan gas
beracun, yang menyebabkan kru tewas keracunan. Dan ada juga yang
berpendapat bahwa akibat diserang oleh BETA (Benda Terbang Aneh) atau
kekuatan paranormal. Benar benar misterius.
3. Kecelakaan KM Teratai Prima
KM Teratai Prima adalah kapal feri yang mengalami musibah di perairan
Tanjung Baturoro, Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pada hari
Minggu, 11 Januari 2009 dini hari. Peristiwa ini menewaskan 334 korban
jiwa dan 36 orang berhasil diselamatkan. Penyebab kecelakaan KM Teratai
Prima sendiri adalah karena angin puting beliung yang menimbulkan
gelombang setinggi 2 meter. Selain cuaca yang buruk, kecelakaan ini juga
diduga karena spesifikasi mesin yang tidak memadai untuk kapal
tersebut. Kapal ini hanya menggunakan mesin 2×520 pk, ukuran mesin ini
biasa digunakan sebuah mobil dan kapasitas daya tampung bahan bakarnya
hanya 6 ton.
Penyebab lainnya adalah nakhoda KM Teratai Prima bersikeras tetap
menjalankan operasi meski sudah diperingatkan akan adanya cuaca buruk
yang terjadi di perairan Majene, Sulawesi Barat.
Saat ini, kapal sedang dalam proses investigasi. Berdasarkan data
awal, kapal tersebut juga masih dalam proses untuk menjadi kapal kelas
dan harus menjalani pemeriksaan dok setiap tahun sekali. Latar belakang
kapal ini ternyata diketahui merupakan kapal kargo, namun justru berubah
fungsi menjadi kapal penumpang. Awalnya kapal tersebut dimiliki oleh
Bunga Teratai Samarinda, namun saat kecelakaan kapal tersebut sudah
dimiliki oleh Batari Mulya milik Muhammadong. Data-data dari kapal
tersebut akan dijadikan dasar untuk mencari siapa yang bertanggung jawab
atas kecelakaan ini. Selain itu, KNKT juga menyelidiki kecelakaan ini.
sumber : http://www.puncakdunia.com/3-kecelakaan-kapal-laut-terparah-di-indonesia.php
Title : 3 KECELAKAAN KAPAL LAUT TERPARAH DI INDONESIA
Description : Kapal merupakan salah satu alat transportasi yang paling sering digunakan di Indonesia. Karena selain Indonesia merupakan negara maritim...